Senin, 09 Desember 2013

Forum CSR Kesos




Kini Forum CSR Kesos sudah ada SK Gubernur DIY, Desember tahun 2012, dan UU yang mengharuskan perusahaan besar untuk memberikan social responsibility.
Forum Kesos dulunya telah ada dengan nama CSVD, tetapi tidak mendapat jalan untuk bekerja.
Forum CSR Kesos (kesejahteraan sosial) baru dibentuk setahun yang lalu, berdiri dibawah Dinas Sosial dan terdiri dari unsur pemerintah, relawan dan perusahaan.
Forum ini berkonsentrasi pada 25 permasalahan sosial seperti kemiskinan, keterlantaran, keterasingan, korban kekerasan, anak-anak, kecacatan, tindak kekerasan dll (jadi bukan pendidikan atau kesehatan).
Forum membutuhkan banyak data, termasuk pengajuan proposal dari Forum Anak dan Gugus Tugas.
Selama ini Forum mendatangi perusahaan-perusahaan, terutama niat baik dari GKR Pembayun pribadi, karena biasanya jika Forum yang mengundang maka yang datang dari perusahaan bukanlah yang pengambil keputusan.
Pengurus Forum seperti Mbk Putri bekerja secara koordinatif, jadi hanya menghubungkan perusahaan dengan penerima manfaat, mencarikan akses.  Perusahaan akan meninjau langsung ke lokasi dan pengurus forum biasanya membantu untuk memberikan perijinan ke pemerintah. 
Pengurus Forum juga bisa diminta oleh perusahaan untuk menjadi perantara dengan membagikan sumbangan di daerah sasaran kemiskinan.
Contoh mekanisme CSR pada perusahaan SGM:
-        Ring 1 adalah CSR bagi karyawan sendiri: misal diberikan tempat dan waktu untuk karyawan yang menyusui.
-          Ring 2 adalah CSR untuk masyarakat di sekitar lokasi perusahaan
-          Di daerah Merapi dilakukan program pemberdayaan dimana dibuat peternakan yang dikelola masyarakat, lalu susu hasil produksinya diterima SGM, tetapi dengan mutu dalam penjagaan SGM.
Telah ada 40 perusahaan yang bergabung dengan CSR Kesos, termasuk perusahaan otomotif seperti Astra, Isuzu, Toyota dan Daihatsu. CSR perusahaan otomotif cenderung ditujukan ke program penghijauan karena produk mereka menghasilkan dampak polusi. Misal Astra : bidang penghijauan dan pendidikan. 
Ada kesempatan untuk meminta sisa roti dan sayuran busuk ke restoran untuk diproses menjadi makanan ikan (yang penting mengajukan proposal).
Contoh lain, Karang Taruna dibuatkan surat rekomendasi oleh Forum untuk program Kemah Kebangsaan. Jadi perusahaan bertemu langsung dengan Karang Taruna.
Perusahaan yang juga konsen terhadap anak-anak adalah Angkasa Pura. 
Astra dan Indocement tertarik pada nyamplung.
Forum Kesos akan merangkul perhotelan, perbankan/keuangan, perdagangan eceran. Forum juga akan berkampanye “rumah makan sehat”, bekerjasama dengan fak ekonomi Gama karena banyak sekali pedagang yang menggunakan minyak goreng yang didaur secara berulang-ulang…hingga harga jual minyak jelantah bisa hanya Rp 3000.
Forum tidak mau sekedar carity tetapi program yang berkelanjutan, karena misalnya Danone harus menyisihkan 60%, Astra 40% dari keuntungan untuk CSR. Sebenarnya dana ada untuk setiap tahun tetapi mereka mau bantu jika program yang ditawarkan sistematis dan ada pelaporan.
Catatan reflektif:
Forum CSR Kesos bukanlah atasan perusahaan (tidak memiliki hak untuk memerintah), jadi hanya mendorong perusahaan untuk berbagi.
Belum semua perusahaan di DIY melaksanakan CSR
CSR Kesos hanya merupakan bagian dari pelaksanaan CSR, jadi visi misi dalam melaksanakan CSR sesuai dengan yang hendak dikembangkan oleh perusahaan.
TKSK (tenaga sosial kecamatan) Gunung Kidul , Mbak Rini, menawarkan data anak terlantar termasuk ABH.
Tindak lanjut akan dirangkum, didokumentasikan, dibicarakan dengan B Mulat (kab GK) untuk mensuport desa pilot project Tepus, lalu langkah selanjutnya untuk proposal 5 desa lain di GK melalui usulan Forum Anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar