Minggu, 08 Desember 2013

Kampung Dolanan Kampung Tradisi



oleh Yudi Lurah Panggunghardjo Sewon Bantul

Konsep alternatif konsep budaya jawa: ruang sosial dan imajinasi bersifat transenden mewujud pada tradisi yang bermuara pada penghargaan pada anak. Sebelum lahir di dunia, penghargaan pada anak diberikan pada janin: tradisi pikepan, kehamilan sebenarnya prifat, tapi pas 7 bulan tradisi pikepan memberi pesan pada keluarga dan masyarakat bahwa sebentar lagi ada kelahiran/anggota baru. Tradisi ini memberi persiapan pada ibu dan masyarakat. Lahir, puput, tedak siten, 9 bulan, napak tanah dst.
Anak kecil, tradisi meningkatkan kecerdasan etika moral dalam bentuk dolanan. Walau bentuk gojegan dst. Tapi merupakan cara nenek moyang memberi pengetahuan geografis anak, mencerdaskan anak dan mengembangkan moral. (lingkungan yang kondusif sehingga anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional/multiple inteligent sudah dipikirkan oleh nenek moyang sejak dahulu).
Jangan berharap perubahan yang cepat. Degradasi moral terjadi jelas di depan mata kita. Jangan bahas artis-artis, dst, diluar mereka juga banyak.
Mimpi perubahan 40 tahun ke depan, kuncinya pada anak-anak saat ini. Untuk itu diadakan rekayasa sosial membangun kesadaran kolektif untuk menyiapkan sarana prasarana baik untuk tumbuh kembang anak. Butuh satu lingkungan yang kondusif: jadi dalam bentuk komunitas.
Kesadaran baru muncul sesudah gempa: komunitas pojok budaya pada th 2007, krn Pandes secara historis dikenal penghasil dolanan anak (sejak pertengahan abad 18). 60-70% ekonomi dari dolanan. Terus tahun ‘80an terkikis tersaing mainan lain. Yang penting: revitalisasi nilai tradisi: pasti ada sesuatu di balik sesuatu. (melakukan runutan sejarah apa nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh simbah-simbah kepada anak cucu).
1.      Nilai: permainan tradisi. Ada kesadaran akan geografis (seberapa bambu bisa ditekuk, seberapa tiupan angin).
2.      Kreatifitas: bikin wayang tanpa pola
3.      Dolanan lahir dari nilai. Kemandirian (punya harga diri) tidak punya ketergantungan pada pihak asing
4.      Dolanan tradisional dilahirkan oleh simbah-simbah untuk meningkatkan kecerdasan majemuk anak-anak: wicoro (dialog, tembang ketika anak bermain, untuk meningkatkan kecerdasan verbal anak, artikulasi yang jelas).
Sifat yang ke - 2. Wirogo (gerakan tubuh) dalam rangka meningkatkan kinestetik/olah tubuh psikomotorik anak.
Ke 3. Wiromo: (irama dinamis/lantunan kata-kata yang membentuk tembang), dilakukan ketika bermain dengan teman. Melatih kecerdasan interpersonal
Ke 4. Wiroso: etika moral berketuhanan/maksud Tuhan menciptakan manusia supaya tidak kesepian jadi simbah-simbah ngajarin berketuhanan melalui dolanan.
Tujuan:
-          Fungsi rekreatif: bocah senang
-          Fungsi edukatif: anak-anak tidak diajar secara kaku. Proses internalisasi pengetahuan akan masuk bila suasana hati anak-anak sedang senang. Misal 13 tahap menanam padi.
-          Fungsi reflektif: seperangkat nilai moral ajaran agar mengisi ruang batin ruang kesadaran anak. Misal: gundul-gundul pacul gembelengan: tidak mau diatur/ semaunya sendiri. Karena gembelengan jadi tanggungjawab sosial tidak dapat diwujudkan.
-          Ajaran Ketuhanan sluku-sluku batok: mlaku-mlaku kanggo patokan (org menjalani hidup harus berpedoman). Ada kesaksian bahwa ada yang lain lebih besar, tidak cukup karena harus ada persembahan (ritus persembahan) yang diperoleh adalah perlindungan. Majentit lololobang (bersegeralah), wong mati ora obah (kehilangan kalau kelanjur mati)
Di tahun 2010 pendirian Sekolah Among di Pandes. Anak-anak mendapat beasiswa dari mengumpulkan sampah anorganik (tiap anak dari rumah masing masing).
Proses kultural budaya butuh waktu. Sebagai lurah: perlawanan terhadap politik uang. Panggungharjo. Bapel jps. Launching 3 kartu:
1.      Kartu sehat (gratis kerjasama dengan rumah sehat 150 kk)
2.      Kartu IA (KIA) : CSR dari akademi kesehatan yang ada di wilayah: 7x pemeriksaan ibu hamil. 1 melahirkan normal gratis. 5x imunisasi lengkap bagi bayi.
3.      Kartu pintar: kerjasama dengan asuransi bumi putera: premi dibayar oleh donatur. Pendidikan memutus rantai kemiskinan, karena itu menjamin level kuliah: 1 rumah 1 sarjana bagi keluarga tidak mampu.
Memiliki koran tempel 1.000 eksemplar/bulan: kompensasi pada pihak yang bantu kartu sehat dst... dengan masuk koran (iklan).
Kendala terbesar adalah diri kita yang biasanya melakukan mental blocking.. biasanya adalah orangtua. kalau anak-anak selalu senang mendapat permainan.
Kebijakan jam belajar anak: kondisikan asupan gizi cukup. Waktu yang cukup untuk mengembangkan diri dalam lingkungan keluarga (keluarga ramah anak). Sampai jam 9 malam tidak menyalakan TV. Satu-satunya sampah yang tidak bisa direcicle adalah sampah info dari TV.
Rencana tahun 2017 punya TV komunitas, kerjasama dengan kampus ISI yang punya studio.
Kita tidak dapat melawan globalisasi tapi bisa mensiasati.
Menghilangkan 2 kosa kata: dendam (merusak masa depan) & putus asa (dosa).
Einstein: materi bergerak makin cepat berubah menjadi energi, kalau tidak bergerak kita seperti batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar