Selasa, 31 Desember 2013

Gerakan Ayo Dolanan! Pandes Kampung Istimewa di Desa Panggungharjo Ramah Anak berbasis Budaya



Jaman yang semakin modern, hal itu menyebabkan dolanan anak kini mulai jarang ditemui di masyarakat. Hal tersebut membuat keprihatinan oleh sebagian masyarakat untuk kembali mencoba menghidupkan kembali dolanan anak yang sudah lama hilang. Seperti yang dilakukan warga Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul, mereka mencoba menghidupkan kembali dolanan anak yang sudah lama hilang.

Warga dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon Bantul punya cara unik untuk mengukuhkan desanya sebagai desa wisata dengan kirab gunungan. Berbeda dengan gunungan yang berisi sayuran, gunungan kali ini justru berisi mainan anak. Gunugan ini diarak oleh anak anak dalam Festival Kampung Dolanan, pengukuhan Dusun Pandes sebagai Desa wisata: Kampung Dolanan.

Pengukuhan ini bukan tanpa alasan, Dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon Bantul, Yogyakarta sejak lama terkenal sebagai desa penghasil mainan anak. Sebagian besar warganya memiliki keahlian membuat permainan tradisional, seperti othok-othok, bedhil-bedhilan, egrang dan lain-lain. Namun seiring perkembangan jaman keberadaan permainan tradisional mulai ditinggalkan karena tergeser oleh mainan pabrikan. Otomatis profesi membuat permainan tradisional pun juga ditinggalkan dan hanya tersisa sebagian kecil saja yang masih setia menggeluti kerajinan ini.

Untuk menghidupkan kembali keberadaan Desa Panggungharjo sebagai sentra permainan tradisional, Komunitas Pojok Budaya bekerjasama dengan Kelompok Bermain Among Siwi menyelenggarakan Festival Dolanan Anak selama tiga hari (29 November-01 Desember 2013). Festival ini sekaligus juga untuk mengukuhkan Desa Panggungharjo sebagai Desawisata Dolanan Anak.

Aneka jenis permainan tradisional dapat disaksikan di desawisata ini. Tak hanya sekedar melihat tetapi anak-anak juga bisa langsung ikut bermain dolanan tradisional yang mampu mengasah ketrampilan dan kesabaran.

Selain menyuguhkan kirab dolanan anak, Festival dolanan anak juga menyajikan pentas drama tradisional, liga pisang, tarian tradisional, tembang dolanan anak, kreasi musik bambu dan upacara tradisional jawa tedhak siten.

“Dolanan anak ini, kami dedikasikan buat anak cucu kita, agar jangan sampai punah,” kata Wahyudi Anggoro Hadi, kepala Desa Panggungharjo Sewon Bantul, saat pembukaan festival budaya kampung dolanan.

Wahyudi mengatakan dibukanya festival dolanan anak tersebut dalam rangka pelestarian nilai tradisi yang berada pada permainan anak, sekaligus ekperimen untuk mewujudkan wisata budaya, edukasi yang berguna bagi masyarakat.

“Saya berharap kampung dolanan anak ini bisa mewujudkan rumah bagi anak-anak, lingkungan, dan tentu ramah difabel,” katanya.

Festival dolanan anak ini berlangsung selama tiga hari sampai 1 Desember. Beberapa permainan anak ditampilkan dalam festival tersebut seperti, wayang angkrek, othok-othok, dan kitiran. Tidak hanya itu namun juga memainkan dolanan bocah, seperti cublak-cublak suweng, sluku bathok dan jamuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar